Makna dan Filosofi Hari Ibu, Momentum Mengingat Kembali Peran dan Kasih Tanpa Batas

terkini

iklan kanan juga

Makna dan Filosofi Hari Ibu, Momentum Mengingat Kembali Peran dan Kasih Tanpa Batas

SUARA MEDIA NEWS
22 Desember 2025, 20:45 WIB Last Updated 2025-12-22T13:45:35Z

 

Makna dan Filosofi Hari Ibu, Momentum Mengingat Kembali Peran dan Kasih Tanpa Batas
Gambar Ilustrasi



Artikel,  Makna dan Filosofi Hari Ibu || SuaraMediaNews.com

Setiap tanggal 22 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Ibu. Tahun 2025 tentu membawa nuansa berbeda dibanding tahun sebelumnya, mengingat dinamika sosial dan keluarga yang semakin kompleks. 


Hari Ibu bukan sekadar seremonial atau setumpuk ucapan di media sosial, melainkan momentum untuk merenungkan kembali makna terdalam dari sosok perempuan yang telah mengorbankan banyak hal dalam hidup kita.


Bukan tanpa alasan Hari Ibu dirayakan secara nasional. Penetapan Hari Ibu merujuk pada Kongres Perempuan Indonesia pertama tahun 1928, sebuah peristiwa penting dalam sejarah perjuangan wanita Indonesia


Dari sana, semangat emansipasi, kesetaraan pendidikan, hingga peran ibu dalam pembangunan bangsa mulai ditegaskan. Artinya, Hari Ibu tidak sekadar mengapresiasi sentuhan emosional seorang ibu di keluarga, tetapi juga mengakui kontribusi perempuan di ranah sosial dan politik.


Di era modern ini, Hari Ibu sering diperingati dalam suasana bahagia: anak-anak memberikan bunga, hadiah, pelukan, atau sekadar ucapan terima kasih. 

Namun, makna Hari Ibu 2025 sebaiknya kita renungkan lebih dalam, karena realitas kehidupan menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang harus berjuang dalam kesunyian, menghadapi tekanan ekonomi, menjalani peran ganda, dan bertahan menghadapi berbagai tantangan keluarga.


Momentum ini penting agar kita kembali memahami “pentingnya sosok ibu” bukan hanya sebagai pengasuh anak, tetapi sebagai tokoh sentral dalam kehidupan manusia sekaligus agen perubahan sosial.


Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak. Dalam pelukannya, seorang anak belajar tentang cinta, kesabaran, kepedulian, dan ketangguhan. 


Hari Ibu 2025 menjadi kesempatan bagi setiap keluarga untuk kembali menempatkan ibu dalam posisi terhormat, bukan sekadar simbol kasih sayang, tetapi sebagai manusia yang juga memiliki mimpi, tenaga terbatas, dan membutuhkan penghargaan.


Banyak anak mungkin tidak menyadari bahwa sejak kecil seorang ibu telah melewati malam tanpa tidur demi menjaga kesehatan anaknya. Ketika kita mulai dewasa dan mandiri, sering kali perhatian ibu justru semakin besar. Bahkan ketika anak sibuk membangun karier dan jarang pulang, hati seorang ibu tetap penuh doa.


Memperingati Hari Ibu 2025 berarti mengingat perjalanan panjang mereka yang mungkin tidak pernah terekam kata-kata. Karena itu, bentuk apresiasi sederhana seperti percakapan hangat, waktu berkumpul, atau bahkan mendengarkan keluh kesah ibu dapat menjadi hadiah berharga.


Dalam banyak budaya di Nusantara, ibu disebut sebagai sumber kehidupan dan pusat kasih sayang. Ada pepatah Jawa, Suwarga nunut, neraka katut yang menggambarkan betapa tingginya kedudukan ibu di mata anak. Dalam budaya Minangkabau, garis keturunan diwariskan melalui ibu, menandakan kehormatan dan identitas keluarga berasal darinya.


Tradisi tersebut membuktikan bahwa sejak dulu masyarakat telah menempatkan ibu sebagai figur fundamental dalam struktur sosial. 

Walau zaman berubah, filosofi bahwa ibu adalah sumber cinta dan pelindung keluarga tetap relevan hingga kini. Hari Ibu 2025 menjadi pengingat bahwa perubahan sosial dan kemajuan teknologi tidak boleh menggerus penghormatan terhadap peran ibu.


Di era digital, pekerjaan ibu semakin berlapis. Banyak ibu yang bekerja di kantor sekaligus mengurus rumah dan mendampingi anak belajar dari rumah. Tidak sedikit pula ibu yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Mereka harus tetap tangguh di tengah dilema antara tuntutan pekerjaan dan pengasuhan.


Karena itu, makna Hari Ibu bukan hanya perayaan, melainkan ajakan agar setiap anggota keluarga lebih memahami pentingnya sosok ibu. Ibu bukan hanya identik dengan dapur dan rumah. Ia juga simbol kekuatan emosional keluarga, guru pertama bagi anak, dan tempat kembali bagi seluruh anggota keluarga.


Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental, Hari Ibu 2025 juga bisa menjadi kesempatan untuk memberi ruang bagi ibu untuk beristirahat dan merawat diri. Mengapresiasi ibu berarti juga memberikan dukungan agar mereka tetap sehat fisik maupun mental.


Ada banyak cara merayakan Hari Ibu tanpa harus mewah. Berikut beberapa bentuk penghargaan sederhana yang bisa dilakukan:

  1. Luangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati
    Banyak ibu tidak membutuhkan hadiah mahal, tetapi hanya ingin didengar.

  2. Bantu pekerjaan rumah
    Tindakan kecil dapat mengurangi beban fisik dan mental seorang ibu.

  3. Ucapkan terima kasih yang tulus
    Meski sering dianggap sepele, ucapan tulus dapat melegakan hati seorang ibu.

  4. Berikan ruang untuk beristirahat
    Sesekali gantikan tugasnya dan biarkan ibu menikmati waktu untuk dirinya sendiri.

  5. Doakan ibu setiap hari
    Ini bentuk penghormatan spiritual yang sederhana namun bermakna.


Dengan cara-cara tersebut, peringatan Hari Ibu 2025 tidak sekadar rutinitas tahunan, tetapi menjadi tindakan nyata dalam menghormati peran ibu dalam keluarga.


Hari Ibu 2025 mengajak kita untuk kembali menyadari bahwa cinta ibu tidak pernah meminta imbalan. Mereka hadir sebagai pelindung, pendidik, dan pejuang tanpa tanda jasa. Maka sudah sewajarnya kita menghargai dan mengapresiasi pengorbanannya sepanjang hidup.


Semoga peringatan Hari Ibu bukan hanya seremonial satu hari setiap tahun, tetapi menjadi pengingat betapa besar pentingnya sosok ibu dalam perjalanan hidup setiap manusia. Dengan menghormati ibu, sesungguhnya kita tengah membangun karakter dan masa depan bangsa.


(Editor:SN/SMN)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Makna dan Filosofi Hari Ibu, Momentum Mengingat Kembali Peran dan Kasih Tanpa Batas

Terkini

Iklan