iklan adsterra

teks

iklan google

Iklan

terkini

Nyatanya Dunia Hanya Ingin Melihat Senyummu, Jadi Simpan Saja Lukamu

SUARA MEDIA NEWS
24/06/2025, 15:01 WIB Last Updated 2025-06-24T08:02:08Z

 

Ilustrasi Gambar oleh Suara Media News


Artikel, SuaraMediaNews.com — Dalam kehidupan modern yang bergerak cepat dan penuh tuntutan, banyak dari kita merasa perlu menyembunyikan luka di balik senyum yang dipaksakan. Tak bisa dipungkiri, masyarakat sering kali lebih menerima ekspresi bahagia daripada kesedihan . Maka, banyak orang memilih diam, berpura-pura kuat, dan terus berjalan seolah semuanya baik-baik saja.


“Kita hidup dalam budaya 'toxic positivity' — di mana ekspresi negatif seperti kesedihan dan kekecewaan dianggap tidak pantas,” ujar Dr. Susan David , psikolog Harvard dan penulis Emotional Agility , dalam wawancara bersama TED Talks (2019).


Senyum: Topeng atau Kekuatan?

Kalimat “Nyatanya dunia hanya ingin melihat senyummu, jadi simpan saja lukamu” bukan sekedar ungkapan puitis, melainkan cerminan realita yang dirasakan oleh banyak orang. Kita belajar, sejak kecil, untuk "jangan menangis", "harus kuat", dan "tetap tersenyum" — walaupun hati sedang patah.


Bagi sebagian orang, senyum adalah bentuk kekuatan : cara untuk bertahan, untuk tetap menjalani hari meski diliputi rasa sakit. Tapi bagi yang lain, senyum justru menjadi topeng yang menutupi luka terdalam , karena merasa dunia tak siap menerima kejujuran emosional mereka.


Masyarakat Tidak Selalu Tahu Cara Mendengarkan, Studi dari American Psychological Association (APA, 2022) menunjukkan bahwa lebih dari 60% orang dewasa menyembunyikan kondisi emosional mereka karena takut dianggap lemah . Budaya “harus selalu kuat” ini akhirnya melahirkan kenyamanan yang menyakitkan.


Padahal, menurut psikolog klinis Dr. Guy Winch , menyimpan luka emosional tanpa disalurkan dapat menyebabkan stres berkepanjangan, kecemasan, bahkan depresi. “Kita menjaga kesehatan fisik dengan baik, tetapi sering mengabaikan luka emosional,” tulisnya dalam bukunya Emotional First Aid .


Peluk Lukamu, Tapi Jangan Biarkan Itu Mendefinisikanmu : menyimpan luka bukan berarti kamu lemah. Kadang-kadang, pilihan itu terpaksa, karena dunia belum siap mendengar jerit hatimu. Tapi di balik itu, ketenangan: kamu tidak sendiri. Banyak orang di sekitarmu juga berjalan dalam diam, menyembunyikan beban yang sama beratnya.


Maka, peluklah lukamu dengan kasih . Beri ruang bagi dirimu untuk merasakan, menangis, kecewa. Tapi jangan biarkan luka itu mengendalikan arah hidupmu. Ingat, kamu bukan lukamu. Kamu adalah orang yang sedang berproses untuk dipulihkan.


Kamu Tak Harus Tersenyum Selalu : Jika hari ini kamu tersenyum sementara hatimu terluka, semoga kamu tahu: tak ada salahnya terlihat rapuh . Dunia mungkin lebih mudah menerima senyuman, tapi dirimu butuh kejujuran. Dan ketika kamu siap untuk jujur ​​pada perasaanmu, itulah awal dari kekuatan yang sesungguhnya.



Editor : San


Sumber Referensi:

David, Susan. Kelincahan Emosional . Avery, 2016.

TED Talk: “Karunia dan Kekuatan Keberanian Emosional” – Susan David (2019)

Winch, Guy. Pertolongan Pertama Emosional . Plume, 2013.

Asosiasi Psikologi Amerika. “Penekanan Emosional dan Kesehatan Mental”. Jurnal APA, 2022.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Nyatanya Dunia Hanya Ingin Melihat Senyummu, Jadi Simpan Saja Lukamu

Terkini

Topik Populer