Google ADS

terkini

Iklan sosial bar

iklan kanan juga

Saat Aku Merasa Ada di Titik Terendah, Belajar Bangkit dari Keterpurukan

SUARA MEDIA NEWS
13 September 2025, 14:49 WIB Last Updated 2025-09-13T07:49:24Z

 

Artikel


Artikel, SuaraMediaNews.com

Hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya kita merasa berada di puncak kebahagiaan, tetapi ada pula momen ketika kita jatuh dan merasa hancur. Saya pun pernah merasakan bagaimana rasanya berada di titik terendah dalam hidup. Rasanya seperti semua jalan tertutup, semua usaha gagal, dan doa yang dipanjatkan seakan tidak didengar. Namun justru dari titik itu saya belajar banyak hal tentang arti hidup, kesabaran, dan harapan.


Mengapa Kita Bisa Jatuh ke Titik Terendah?

Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda. Ada yang diuji lewat kehilangan orang yang dicintai, kegagalan dalam pekerjaan, masalah keluarga, hingga keterpurukan ekonomi. Saya sendiri pernah mengalami fase ketika usaha yang saya bangun dengan penuh semangat harus bangkrut. Hutang menumpuk, kepercayaan orang mulai hilang, dan saya bahkan merasa kehilangan jati diri.


Saat itulah saya sadar, ternyata titik terendah bukan hanya tentang apa yang kita alami, tetapi juga tentang bagaimana perasaan kita terhadap masalah itu. Rasa kecewa, marah, dan putus asa bercampur menjadi satu.


Perasaan yang Menghantui di Titik Terendah

Mungkin kamu juga pernah merasakannya. Ketika berada di titik terendah, ada banyak pikiran negatif yang muncul, misalnya:


Namun, seiring berjalannya waktu saya sadar bahwa perasaan itu wajar. Yang tidak boleh adalah membiarkan diri terus terjebak di dalamnya. Karena jika kita diam saja, maka keterpurukan akan semakin dalam.


Bagaimana Caranya Bangkit dari Titik Terendah?

Saya tidak bisa memungkiri bahwa proses bangkit dari keterpurukan itu tidak mudah. Butuh waktu, air mata, bahkan keberanian yang besar. Tapi ada beberapa hal yang akhirnya membantu saya keluar dari jurang terdalam dalam hidup saya:


1. Menerima Kenyataan

Langkah pertama yang paling berat adalah menerima bahwa kita memang sedang berada di titik terendah. Selama kita menyangkal dan menyalahkan keadaan, kita tidak akan pernah bisa melangkah maju. Saya belajar untuk berkata pada diri sendiri: “Ya, aku memang jatuh. Tapi ini bukan akhir.”


2. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Salah satu racun terbesar ketika jatuh adalah kebiasaan melihat hidup orang lain yang tampak lebih bahagia. Padahal kita tidak tahu apa yang mereka lalui. Saya mencoba berhenti membandingkan diri, dan fokus memperbaiki apa yang masih bisa saya lakukan.


3. Kembali Mendekat kepada Tuhan

Ketika semua pintu terasa tertutup, saya belajar untuk mengetuk pintu yang tak pernah mengecewakan: pintu Tuhan. Doa, ibadah, dan berserah diri justru menjadi kekuatan yang luar biasa. Saya menyadari bahwa titik terendah sering kali menjadi cara Tuhan untuk mengingatkan agar kita kembali pada-Nya.


4. Menghargai Hal-Hal Kecil

Di tengah keterpurukan, saya mulai belajar bersyukur atas hal-hal kecil yang sering saya abaikan. Udara yang bisa saya hirup, keluarga yang masih mendukung, dan teman yang peduli, semuanya menjadi sumber energi untuk bertahan.


5. Menyusun Langkah Kecil

Bangkit dari keterpurukan tidak bisa langsung besar. Saya memulainya dengan langkah-langkah kecil, seperti mengatur kembali keuangan, mencari pekerjaan sampingan, atau belajar keterampilan baru. Langkah kecil itu akhirnya membawa saya perlahan keluar dari titik terendah.


Titik Terendah Bukanlah Akhir, Melainkan Awal

Banyak orang takut berada di titik terendah karena menganggapnya sebagai kegagalan total. Padahal, titik terendah bisa menjadi awal dari perjalanan baru. Dari sana, kita belajar arti kesabaran, kekuatan, dan ketulusan.


Saya sering merenung, kalau saja saya tidak pernah jatuh, mungkin saya tidak akan pernah belajar menghargai kehidupan seperti sekarang. Saya tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya benar-benar berjuang dari nol.


Pesan untuk Kamu yang Sedang Berada di Titik Terendah

Jika saat ini kamu merasa berada di titik terendah dalam hidup, percayalah bahwa kamu tidak sendirian. Banyak orang pernah ada di posisimu, termasuk saya. Jangan menyerah, karena setiap malam yang gelap pasti akan digantikan dengan fajar yang terang.

  • Ingatlah bahwa rasa sakit itu sementara.

  • Percayalah bahwa setiap masalah membawa pelajaran berharga.

  • Yakinlah bahwa kamu lebih kuat dari apa yang kamu bayangkan.

Hidup memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin dijalani. Bangkitlah, meski dengan langkah kecil. Karena langkah kecil hari ini bisa menjadi awal dari perubahan besar di masa depan.


Saat aku merasa ada di titik terendah, aku sempat berpikir semuanya sudah berakhir. Tapi kenyataannya, titik itulah yang mengajarkan arti kehidupan yang sesungguhnya. Hidup adalah tentang jatuh dan bangkit, gagal dan mencoba lagi.


Bagi siapa pun yang membaca artikel ini, semoga kamu selalu punya alasan untuk bangkit dari keterpurukan. Ingatlah, titik terendah bukan akhir dari perjalananmu, melainkan jalan untuk menemukan versi terbaik dari dirimu sendiri.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Saat Aku Merasa Ada di Titik Terendah, Belajar Bangkit dari Keterpurukan

Terkini

Iklan