iklan adsterra

teks

iklan google

Iklan

terkini

Makna Pitutur Jawa: “Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti”

SUARA MEDIA NEWS
16/07/2025, 20:43 WIB Last Updated 2025-07-16T13:49:46Z
Makna Pitutur Jawa: “Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti”
Gambar Ilustrasi : Google



Artikel | SuaraMediaNews.com 

Pitutur Jawa adalah ajaran kebijaksanaan lisan dalam budaya Jawa yang berisi nilai-nilai luhur dan petuah-petuah tentang kehidupan. 


Pitutur ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari hubungan antar manusia, sikap terhadap diri sendiri, hingga pandangan tentang dunia dan kehidupan setelah mati. 


Pitutur Jawa memiliki peran penting dalam pendidikan karakter dan pembentukan moral generasi muda. 

Budaya Jawa dikenal kaya akan pitutur atau petuah bijak yang sarat nilai-nilai kehidupan. Salah satu pitutur yang sangat populer dan sarat makna adalah


"Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti."


Ungkapan ini tidak hanya indah dari sisi bunyinya, tetapi juga mengandung filosofi hidup yang dalam, relevan dari masa ke masa.


Jika di Arti Secara Harfiah adalah : 

  • Sura: Berani

  • Dira: Tegas atau kuat

  • Jayaningrat: Kekuatan dunia atau kekuasaan

  • Lebur: Luluh atau hancur

  • Dening: Oleh

  • Pangastuti: Cinta kasih, kelembutan, atau kebaikan hati

Jika diterjemahkan secara lengkap, maka artinya:


“Segala bentuk keberanian dan kekuatan dunia bisa dikalahkan oleh kelembutan dan kasih sayang.”

 

Makna Filosofis Dari Pitutur Tersebut Adalah :

Pitutur ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada otot, senjata, atau kekuasaan, tetapi pada kelembutan hati, kasih sayang, dan kebijaksanaan


Dalam konteks ini, seseorang yang mampu menahan amarah, memberi maaf, dan merangkul dengan kasih memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan mereka yang mengandalkan kekerasan.


Nilai ini selaras dengan banyak ajaran moral universal: mengalah bukan berarti kalah, dan kelembutan bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan tertinggi manusia.


Dipandang dari Relevansi di Era Modern Saat ini 

Di zaman sekarang, pitutur ini sangat relevan dalam berbagai aspek:

  • Dalam kepemimpinan, pemimpin yang penuh kasih dan peduli pada rakyat lebih dihormati daripada yang memerintah dengan tangan besi.

  • Dalam keluarga, cinta dan kelembutan menjadi pondasi keharmonisan rumah tangga.

  • Dalam media sosial, saat konflik sering terjadi hanya karena perbedaan pendapat, pitutur ini mengingatkan kita untuk memilih jalan damai dan sabar.


Refleksi untuk Kehidupan Sehari-hari

“Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti” adalah ajakan untuk senantiasa menggunakan hati dan kepala dingin dalam menyikapi konflik. Saat emosi meluap, ingatlah bahwa kelembutan bisa memadamkan api. Dunia tak butuh lebih banyak amarah, melainkan lebih banyak welas asih.


Pitutur Jawa ini adalah warisan budaya yang tak lekang oleh waktu. Ia menjadi penanda bahwa masyarakat Jawa sejak dulu telah menjunjung tinggi etika, cinta kasih, dan kedamaian, bukan hanya dalam laku pribadi, tapi juga dalam membangun tatanan sosial.

Mari kita jaga dan amalkan nilai-nilai luhur ini dalam kehidupan sehari-hari.


(*)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Makna Pitutur Jawa: “Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti”

Terkini

Topik Populer