 |
| Tangkapan layar rekaman video viral seorang pria nekat joget aura farming di Tol Lampung |
Lampung | SuaraMediaNews.com — Aksi seorang pria yang berjoget mengikuti tren "aura farming" di atas mobil yang tengah melaju di jalan tol Lampung menjadi sorotan publik setelah videonya beredar luas di media sosial.
Dalam video berdurasi 18 detik itu, pria berbaju hitam dan mengenakan celana pendek tampak duduk santai di atas atap sebuah mobil Mitsubishi Pajero.
Kakinya disandarkan ke kaca depan, sembari mengikuti gerakan khas tarian “aura farming” yang tengah viral secara global.
Mobil Pajero tersebut diketahui menggunakan pelat nomor BE 193 DE dan terlihat berjalan bersama sejumlah kendaraan SUV lainnya, seolah menjadi bagian dari konvoi.
Dalam video juga tampak watermark akun-akun media sosial seperti @debganklampung, @debganklamim, dan @debgank.id, yang diduga merupakan komunitas otomotif yang merekam atau terlibat dalam aksi tersebut.
Aksi ini menuai banyak kritikan dari warganet karena dinilai membahayakan keselamatan jiwa serta melanggar aturan lalu lintas.
Banyak yang mengecam karena perbuatan tersebut dilakukan di jalan bebas hambatan yang seharusnya menjunjung tinggi keselamatan berkendara.
Menanggapi viralnya video tersebut, pihak Polda Lampung langsung turun tangan. Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Lampung, Kompol Yerru Wandono, membenarkan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran lalu lintas.
“Benar, kami sudah menerima informasi terkait video tersebut dan saat ini sedang ditangani oleh Kasat PJR,” ujar Kompol Yerru pada Selasa, 15 Juli 2025.
Sementara itu, Kasat PJR Ditlantas Polda Lampung, AKBP Indra Gilang Kusuma, menegaskan bahwa identitas pelaku sudah diketahui sejak malam sebelumnya.
“Identitas pria dalam video sudah kami ketahui. Saat ini masih kami tindak lanjuti untuk memastikan bentuk pelanggaran yang dilakukan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihak kepolisian berencana menghadirkan pelaku untuk memberikan klarifikasi langsung kepada publik sebagai bagian dari proses hukum dan upaya edukasi agar kejadian serupa tidak terulang.
(*)
