Artikel, SuaraMediaNews.com
Kesenian daerah merupakan aset budaya bangsa Indonesia yang memerlukan perhatian khusus di dalam pelestarian dan perkembangannya, karena pada dasarnya kesenian merupakan bagian dari perjalanan suatu budaya yang sangat ditentukan oleh masyarakat pendukungnya.
Kesenian tradisional biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi selanjutnya tanpa adanya perubahan yang menyolok.
Pertumbuhan kesenian tradisional dari tiap-tiap daerah berbeda-beda, ada yang tumbuh dan erkembang sangat subur, tidak sedikit yang tertutup oleh pengaruh luar, akan tetapi masyarakat dapat menikmati suatu kesenian tradisional tanpa mengenal suku dan budayanya.
Seperti halnya di Lingkungan Pantau Kelurahan Pasar Liwa yang merupakan bagian dari Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat, Lampung.
Di Lingkungan Pantau Kelurahan Pasar Liwa terdapat kelompok kesenian Kuda Lumping yang sampai saat ini masih tetap hidup dan berkembang dengan baik.
Kelompok Sedni Budaya ini memberi nama dirinya sebagai Paguyuban " Tunas Setia Budaya" kelompok ini berdiri satu tahun yang lalu yang di gagas oleh sekelompok orang yang setia untuk melestarikan seni dan budaya kuda lumping.
Kelompok ini boleh dikatakan sudah merakyat dikalangan masyarakat, dengan beraneka ragam munculnya teknologi kebudayaan yang berkembang pesat di masyarakat.
Kesenian yang sudah lama dimiliki tidak dapat mempengaruhi kecintaan masyarakat dalam kesenian Kuda Lumping.
Kesenian Kuda Lumping "Tunas Setia Budaya" merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang diwariskan secara turun temurun sebagai salah satu seni tari yang dimainkan dengan menaiki kuda tiruan dari anyaman bambu dengan diiringi alat musik. gamelan.
Kesenian Kuda Lumping pada umumnya sudah melekat dan menyatu dalam kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan upacara-upacara adat atau acara hajatan lainnya dan sebagai pertunjukan hiburan dan tontonan.
Seperti halnya "Paguyuban Tunas Setia Budaya" yang beberapa waktu lalu mengelar halal bihalal antar anggotanya, dengan pertunjukan kuda lumpingnya untuk menghbur masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa Paguyuban "Tunas Setia Budaya" bukan sekedar kelompok kuda lumpung yang serampangan, namun jalinan rasa persaudaraan yang kental membuat Paguyuban ini tetap dapat jaya dimata masyarakat sekitarnya.
Sesepuh Kelompok ini juga bercerita bahwa atas kecintaanya dan keinginan melestarikan budaya ini, ia akan merangkul kelompok-kelompok yang ada di sekitar untuk berkolaborasi dan menyatukan pendapat.
Bukan sekedar kelompok kelompok yang tidak memiliki manfaat bagi sesama, tetapi menjadi kelompok atau Paguyuban yang benar-benar Guyub dalam segala hal.
Dalam kesenian Kuda Lumping terdapat ubarampe atau sesaji dan masing-masing ubarampe memiliki makna didalamnya.
Prosesi pertunjukan, makna simbolis, dan nilai estetis yang terkandung dalam pertunjukan Kuda Lumping.
Dalam hal ini "Tunas Setia Budaya" memiliki makna yang dalam bukan sekedar sebuah sebutan, tetapi memiliki makna yang jauh lebih penting, dari sekedar pertunjukan saja.
Bagi kalian yang ingin mengenal lebih jauh "Tunas Setia Budaya" silahkan kunjungi markasnya dilingkungan pantau kelurahan balik bukit kabupaten lampung barat, lampung.
(Red)