iklan adsterra

teks

iklan google

Iklan

terkini

Logika Filsafat, Mengapa Tidak Ada Bukti Yang Bisa Meyakinkan Orang Bodoh?

SUARA MEDIA NEWS
15/06/2025, 00:22 WIB Last Updated 2025-06-14T17:26:34Z


Logika Filsafat, Mengapa Tidak Ada Bukti Yang Bisa Meyakinkan Orang Bodoh?
Illustrasi Gambar "bertrand_russell" (seorang filsuf dan ahli matematika ternama Britania Raya) Sumber gambar Instagram @bertrand_russell 


Artikel, SuaraMediaNews.com - Pernyataan “tidak ada bukti yang bisa meyakinkan orang bodoh” terdengar keras, namun menyimpan kedalaman makna dalam dunia filsafat, khususnya dalam ranah epistemologi ilmu yang mempelajari pengetahuan, keyakinan, dan kebenaran. 


Pernyataan ini bukan sekadar sindiran, melainkan mencerminkan sebuah dilema logis dan psikologis yang telah menjadi pembahasan para filsuf sejak zaman klasik.


Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa bukti meski kuat dan rasional tidak selalu mampu mengubah keyakinan orang yang menolak berpikir secara logis atau terbuka. 


Kita akan meninjau ini melalui perspektif logika, psikologi kognitif, dan filsafat skeptisisme.


Dalam konteks filsafat, "kebodohan" bukan semata soal kecerdasan rendah, tetapi lebih kepada "penolakan aktif terhadap pemikiran rasional dan bukti yang sahih". 


Filsuf Bertrand Russell pernah mengatakan, "Masalah dengan dunia ini adalah bahwa orang bodoh begitu yakin, sementara orang bijak penuh keraguan."


Orang yang dimaksud dalam pernyataan ini adalah mereka yang : Memiliki keyakinan yang kaku,  Tidak mau menerima data atau argumen rasional, Terjebak dalam bias konfirmasi, Dan sering kali anti terhadap perubahan perspektif.


Dalam teori logika formal, argumen yang valid terdiri dari premis dan kesimpulan yang didasarkan pada aturan-aturan rasional. Namun, "logika hanya berfungsi jika individu bersedia mengikutinya". Tanpa keinginan untuk berpikir kritis, bahkan argumen paling valid pun akan ditolak.


Contohnya:

 ~ Premis 1: Semua manusia akan mati.
 ~ Premis 2: Socrates adalah manusia.
 ~ Kesimpulan: Socrates akan mati.
 ~ Argumen ini logis. Tapi jika seseorang menolak premisnya tanpa alasan rasional, 
    maka dialog berhenti. "Di sinilah logika gagal menembus irasionalitas"


Dalam filsafat skeptisisme, manusia sering dianggap tidak benar-benar tahu apa-apa secara pasti. Namun skeptisisme sejati tetap membuka ruang untuk evaluasi bukti. 

Yang berbeda adalah "dogmatisme bodoh" yaitu menolak semua bukti tanpa analisis.

Sikap ini menciptakan "benteng kebodohan", tempat di mana Fakta dilabeli sebagai opini, Kebenaran digantikan dengan keyakinan, Dan diskusi logis diganti dengan emosi atau ejekan.


Secara psikologis, Efek Dunning-Kruger (orang yang kurang kompeten tidak menyadari ketidakmampuan mereka, sementara orang kompeten menyadari keterbatasan mereka)  menjelaskan bagaimana orang dengan kompetensi rendah sering terlalu percaya diri terhadap pengetahuannya. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak tahu, sehingga bukti justru dianggap sebagai ancaman, bukan pencerahan.


Fenomena ini membuat seseorang tidak bisa diyakinkan bukan karena bukti kurang kuat, tetapi karena cara berpikirnya menolak proses evaluasi bukti itu sendiri.


Lalu, apa yang bisa dilakukan? Dalam dunia yang penuh dengan disinformasi dan opini ekstrem, penting untuk memahami bahwa:

~ Mengubah pikiran seseorang bukan sekadar soal menyajikan fakta, tapi juga menyentuh aspek emosional dan kultural.

~ Dialog yang terbuka dan sabar lebih efektif daripada debat yang agresif.

~ Dan dalam beberapa kasus, energi terbaik adalah menyebarkan kebenaran kepada mereka yang masih terbuka terhadap bukti.


Pernyataan “tidak ada bukti yang bisa meyakinkan orang bodoh” menyiratkan lebih dari sekadar keputusasaan intelektual. Ia adalah refleksi tentang keterbatasan logika dalam menghadapi irasionalitas manusia. Dalam filsafat, ini menjadi pengingat bahwa kebenaran bukan hanya harus dicari, tapi juga harus dikehendaki untuk diterima.


Bukti tidak selalu cukup. Dibutuhkan "kehendak untuk berpikir, kerendahan hati untuk belajar, dan keberanian untuk mengubah pandangan". Tanpa itu, kebodohan akan tetap kebal terhadap segala logika.


(Dikutip Dari berbagai sumber Filsafat)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Logika Filsafat, Mengapa Tidak Ada Bukti Yang Bisa Meyakinkan Orang Bodoh?

Terkini

Topik Populer