.gif)
![]() |
Foto Bersama seusai FGD |
Bandarlampung, SuaraMediaNews.com – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Lampung menggelar Focus Group Discussion (FGD) guna membahas langkah strategis dalam mengoptimalkan peran Pelabuhan Panjang sebagai salah satu simpul penting dalam kegiatan ekspor dan impor di Lampung.
FGD yang dilaksanakan di Aula Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya pada Senin (19/5/2025) ini bertujuan merumuskan solusi konkret terhadap berbagai tantangan yang selama ini menghambat kinerja Pelabuhan Panjang dalam mendukung sistem logistik nasional.
Ketua Umum Apindo Lampung, Ary Meizari Alfian, dalam sambutannya menyampaikan bahwa optimalisasi pelabuhan tidak bisa berjalan sendiri. Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak agar Pelabuhan Panjang dapat menjalankan peran strategisnya secara maksimal.
“Perlu ada sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Jika hambatan-hambatan dapat diatasi, maka manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” jelas Ary.
FGD ini, lanjutnya, tidak hanya bertujuan menghasilkan dokumen kajian, tetapi juga diharapkan menjadi landasan kebijakan yang bisa diterapkan oleh pihak terkait demi mendorong kemajuan logistik dan perdagangan di Lampung.
Dalam pemaparannya, Ary menguraikan beberapa hambatan yang menghambat optimalisasi Pelabuhan Panjang. Salah satunya adalah kebijakan nasional yang membatasi aktivitas impor di pelabuhan tersebut. Kondisi ini berdampak pada meningkatnya biaya logistik dan terganggunya kelancaran distribusi barang.
“Pembatasan ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi daerah dan menurunkan daya saing Lampung sebagai wilayah tujuan investasi,” ungkap Ary.
Selain itu, hingga akhir 2023, Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Panjang masih dalam tahap peninjauan akhir dan belum disahkan oleh pemerintah pusat. Keterlambatan ini menyebabkan ketidakpastian arah pembangunan infrastruktur dan strategi pengembangan pelabuhan ke depan.
“Tanpa kejelasan arah dan kepastian kebijakan, Lampung bisa kehilangan momentum dan peluang investasi yang penting,” tegasnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor transportasi dan pergudangan di Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 16,66 persen pada 2023. Ini menunjukkan bahwa sektor logistik sangat vital dalam mendorong perekonomian. Namun, pembatasan di Pelabuhan Panjang justru menghambat laju pertumbuhan ini.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Lampung, Mulyadi Irsan, yang hadir mewakili Gubernur Lampung, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Apindo dalam mengadakan forum diskusi tersebut.
“Pelabuhan Panjang adalah aset besar bagi Lampung. Tidak semua provinsi memiliki pelabuhan dengan potensi sebesar ini. Bahkan daerah seperti Sumatera Selatan dan Bengkulu berupaya keras membangun pelabuhan setara, namun belum berhasil,” kata Mulyadi.
Ia menambahkan bahwa letak Pelabuhan Panjang yang berdekatan dengan akses jalan tol memberikan nilai lebih, terutama bagi dunia usaha. Karena itu, diperlukan upaya serius untuk menjadikan pelabuhan ini sebagai pendorong utama kemajuan ekonomi regional maupun nasional.
FGD ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai sektor strategis, di antaranya : Welly Sugiono (Direktur GGP), Imam Rahmayadi (GM Pelindo Panjang), Arif (Kepala Bea Cukai Lampung), Evie (Kadis Perindag Lampung).
Sementara dari kalangan akademisi dan profesional, turut hadir sebagai pembahas antara lain : Dr. Andi Desfiandi, S.E., M.A. (Apindo), Dr. Yanuar Irawan (Sekretaris Umum Apindo Lampung), Prof. Dr. Ayi Ahadiat, S.E., MBA (Unila), Dr. Faurani I Santi Singagerda, S.E., M.Sc. (Darmajaya), Fiskara Indawan, Ph.D. (Bank Indonesia), serta perwakilan dari Bea Cukai, BPS, Pelindo, dan Bappeda.
Melalui FGD ini, Apindo Lampung berharap dapat mendorong penyusunan kebijakan yang lebih progresif dan tepat sasaran untuk mengoptimalkan Pelabuhan Panjang sebagai pusat logistik yang mendukung ekspor-impor Lampung dan memperkuat posisi Lampung dalam perdagangan nasional dan internasional.
Rep: (Metra)