Artikel - SuaraMediaNews.com |
Seiring waktu berjalan, kita semua pasti akan menua. Rambut perlahan memutih, kulit mulai keriput, tenaga tidak sekuat dulu, dan pandangan hidup pun berubah. Tapi ada satu hal penting yang sering terlupakan: menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.
Kalimat ini sederhana, tapi maknanya sangat dalam. Banyak orang yang usianya bertambah setiap tahun, namun tidak semuanya benar-benar tumbuh secara mental dan emosional. Usia mungkin membuat kita terlihat tua, tapi kedewasaanlah yang menentukan bagaimana kita bersikap, berpikir, dan menghadapi kehidupan.
Tua dan Dewasa Itu Berbeda
Menjadi tua adalah proses alami yang tidak bisa dihindari. Setiap orang akan melewatinya tanpa harus berusaha. Tapi menjadi dewasa bukan sesuatu yang datang begitu saja — ia adalah hasil dari pilihan, pengalaman, dan kesadaran diri.
Orang yang dewasa tidak selalu yang paling tua, tapi mereka yang bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Mereka tahu kapan harus berbicara, kapan harus diam, dan bagaimana menyikapi perbedaan dengan bijak.
Sementara itu, ada juga orang yang usianya sudah matang, tetapi masih mudah marah, tidak bisa mengendalikan emosi, dan sering menyalahkan orang lain atas kesalahannya. Dari sini kita belajar bahwa menjadi dewasa adalah pilihan, bukan sekadar akibat dari bertambahnya umur.
Ciri-Ciri Orang yang Dewasa
Bagaimana sih tanda-tanda seseorang sudah dewasa secara emosional dan mental? Berikut beberapa hal sederhana yang bisa kita lihat:
-
Mampu mengendalikan emosi.
Orang dewasa tidak berarti tidak pernah marah, tapi mereka tahu cara menyalurkan amarah dengan baik. Mereka memilih untuk tenang sebelum bereaksi. -
Tidak mudah menyalahkan orang lain.
Mereka sadar bahwa setiap masalah adalah tanggung jawab bersama. Daripada mencari kambing hitam, mereka fokus mencari solusi. -
Berani mengakui kesalahan.
Orang dewasa tidak takut mengucap “maaf”. Mereka paham bahwa mengakui kesalahan bukan tanda kelemahan, tapi justru bukti kedewasaan. -
Tahu kapan harus melepaskan.
Dalam hidup, tidak semua hal bisa kita kendalikan. Orang dewasa tahu bahwa terkadang yang terbaik adalah menerima dan melangkah maju. -
Menghargai perbedaan.
Mereka tidak memaksakan pendapat, karena memahami bahwa setiap orang memiliki sudut pandang dan pengalaman yang berbeda.
Kedewasaan Tidak Datang dalam Semalam
Sering kali kita belajar menjadi dewasa justru dari luka dan kegagalan. Saat kehilangan sesuatu yang kita cintai, saat rencana tidak berjalan sesuai harapan, atau ketika kita dikecewakan oleh orang lain — di situlah proses pendewasaan terjadi.
Menjadi dewasa adalah pilihan yang lahir dari keberanian untuk menghadapi kenyataan hidup, bukan melarikan diri darinya. Kadang kita harus melewati masa-masa sulit dulu untuk bisa benar-benar memahami makna kesabaran, empati, dan keikhlasan.
Tidak apa-apa jika kamu merasa belum sepenuhnya dewasa. Tidak ada yang instan. Setiap orang punya waktunya masing-masing untuk belajar, tumbuh, dan berubah. Yang penting, kita punya niat untuk memperbaiki diri dan mau belajar dari pengalaman.
Belajar Dewasa dari Hal-Hal Sederhana
Kedewasaan tidak selalu ditunjukkan oleh hal besar. Justru sering terlihat dari hal kecil, seperti cara kita memperlakukan orang lain, menepati janji, atau bagaimana kita merespons saat kecewa.
Contohnya, ketika seseorang menyinggung perasaan kita, reaksi spontan mungkin ingin marah atau membalas. Tapi orang yang dewasa akan menahan diri, memilih berpikir jernih, dan memutuskan langkah terbaik tanpa emosi.
Begitu juga dalam hubungan — baik dengan teman, pasangan, maupun keluarga. Orang yang dewasa tahu bahwa cinta bukan hanya soal perasaan, tapi juga tanggung jawab dan komitmen. Mereka tidak hanya ingin dicintai, tapi juga berusaha mencintai dengan cara yang sehat dan saling menghargai.
Menjadi Dewasa Itu Proses Seumur Hidup
Kedewasaan bukan garis akhir yang bisa dicapai sekali lalu selesai. Ia adalah proses belajar tanpa henti. Bahkan di usia tua pun, kita masih bisa belajar hal baru dan memperbaiki diri.
Menjadi tua itu pasti, karena waktu tidak bisa berhenti. Tapi menjadi dewasa adalah pilihan, karena setiap hari kita bisa memilih untuk menjadi pribadi yang lebih bijak, lebih sabar, dan lebih memahami orang lain.
Jadi, jangan takut menua. Tak perlu khawatir jika belum sempurna. Yang penting, kita terus berusaha tumbuh dan belajar dari setiap pengalaman. Karena sejatinya, kedewasaan bukan tentang seberapa lama kita hidup, tapi seberapa banyak kita belajar dari hidup itu sendiri.
Kesimpulan
Pada akhirnya, kedewasaan tidak diukur dari umur, jabatan, atau gelar. Ia diukur dari bagaimana kita menyikapi hidup dengan hati yang tenang dan pikiran yang terbuka.
Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.
Dan setiap hari, kita selalu diberi kesempatan untuk memilih — apakah hanya ingin bertambah usia, atau juga bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik dari kemarin.
(SN-31-10-25)

