LAMPUNG BARAT — SuaraMediaNews.com | Upaya memperkuat pengembangan Geopark Kaldera Suoh kembali dilakukan melalui kegiatan Kampus Lapangan Geologi yang digagas oleh BRIDA Lampung Barat. Selama tiga hari, mahasiswa geologi UNILA dan geologi ITERA diterjunkan ke tiga geosite inti Balik Bukit, Batu Brak, dan Lumbok Seminung, untuk melakukan eksplorasi serta pengumpulan data ilmiah. Minggu (30/11/2025)
Program edukatif berbasis riset ini menjadi salah satu langkah strategis daerah dalam menyiapkan dokumen geologi yang diperlukan untuk mendorong pengakuan Kaldera Suoh sebagai geopark nasional.
Sebelum kegiatan lapangan dimulai, BRIDA Lampung Barat menggelar Forum Group Discussion (FGD) sebagai pembekalan awal. Forum tersebut membahas arah penelitian, standar observasi lapangan, serta urgensi riset geologi dalam pengembangan geopark.
Dalam sambutannya, Kepala BRIDA Lampung Barat "Nowo Wibawono,S.Pd,.M.Pd" menegaskan pentingnya dokumentasi ilmiah yang valid sebagai prasyarat peningkatan status geopark.
“Kaldera Suoh bukan hanya aset wisata bumi, tetapi ruang riset penting yang harus digarap secara serius. Kami ingin memastikan bahwa mahasiswa yang turun hari ini membawa pulang data yang berperan dalam peta ilmiah Geopark Kaldera Suoh,” ungkapnya.
Baca Juga : Dalam Rangka Verifikasi 'Geopark' Kaldera Suoh, Badan Geologi Kementerian ESDM Turun ke Lampung Barat
Ia menilai bahwa keterlibatan kampus merupakan kunci penguatan ekosistem riset daerah.
Sementara itu, Sekretaris BRIDA Lampung Barat " Sadikin, ST" menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan akademisi harus menjadi budaya dalam setiap agenda pengembangan ilmu pengetahuan.
“Mahasiswa UNILA dan ITERA tidak hanya belajar mengamati batuan, tetapi juga belajar bagaimana riset dapat menjadi landasan kebijakan. Inilah yang membuat kegiatan ini sangat penting,” ujarnya.
FGD juga menampilkan pemaparan dosen UNILA dan ITERA mengenai karakter geologi Kaldera Suoh, termasuk sejarah letusan, struktur tektonik, dan potensi geowisata ilmiah.
1. Balik Bukit: Menelusuri Jejak Aktivitas Vulkanik
Geosite pertama yang dikunjungi adalah Balik Bukit, lokasi yang kaya akan rekam sejarah vulkanisme. Mahasiswa memeriksa stratigrafi batuan, mengidentifikasi mineral, serta mempelajari perubahan bentang alam akibat aktivitas magma masa lampau.
2. Batu Brak: Laboratorium Alam Batuan Metamorf
Di Batu Brak, peserta melakukan pengamatan singkapan batuan metamorf dan memetakan struktur geologi yang membentuk karakter kawasan Lampung Barat. Dosen dari kedua kampus mengarahkan cara membaca pola deformasi dan membandingkannya dengan data historis geologi setempat.
3. Lumbok Seminung: Memahami Pergerakan Struktur Tektonik
Lokasi ketiga adalah Lumbok Seminung, tempat mahasiswa mempelajari proses tektonik yang membentuk Kaldera Suoh. Di sini mereka memetakan zona patahan, melakukan pengukuran lapangan, dan mengkaji keunikan geomorfologi kawasan.
Pendampingan langsung dari Kaprodi dan dosen UNILA serta ITERA memastikan seluruh metode pengamatan berada pada standar akademis.
Kegiatan kampus lapangan ini disambut antusias oleh para mahasiswa. Mereka menilai bahwa turun langsung ke geosite memberikan pemahaman nyata tentang bagaimana ilmu geologi bekerja dalam konteks alam.
Salsabila, mahasiswa geologi UNILA, mengatakan: “Kaldera Suoh itu luar biasa. Banyak data geologi yang hanya bisa dipahami kalau melihat langsung. Ini pengalaman terbaik untuk mendalami metode lapangan.”
Baca Juga : Sosialisasi Geopark Kaldera Suoh, BRIDA Lampung Barat Dorong Pelestarian Warisan Geologi
Adapun Rama, mahasiswa ITERA, menilai bahwa eksplorasi tiga geosite membuat mereka lebih paham potensi sumber daya geologi Lampung Barat. “Kami jadi tahu bagaimana geosite dikembangkan untuk geopark. Ini bukan sekadar belajar batuan, tetapi belajar bagaimana riset bisa berdampak untuk daerah,” katanya.
Mahasiswa lain, Andika, menambahkan bahwa kegiatan bersama antar dua kampus memperkaya metode pengamatan. “Sinergi UNILA–ITERA membuat kegiatan lebih hidup. Kami saling bertukar teknik analisis, dan itu bermanfaat sekali,” ungkapnya.
BRIDA Lampung Barat menegaskan bahwa data dan dokumentasi lapangan dari kegiatan ini akan menjadi bagian penting dalam penyusunan berkas ilmiah pengajuan Geopark Kaldera Suoh ke tingkat nasional. Pemerintah daerah meyakini bahwa penelitian berkelanjutan merupakan elemen wajib dalam pembangunan geopark berbasis literasi sains.
BRIDA juga berencana mengajak lebih banyak universitas untuk terlibat, sehingga Kaldera Suoh dapat menjadi pusat riset geologi di Sumatera bagian selatan.
Dengan komitmen pemerintah daerah, dukungan akademisi, dan keterlibatan mahasiswa, pengembangan geopark Lampung Barat dinilai semakin kokoh dan terarah.
(Tim)

