Gambar Illustrasi From : https://id.pngtree.com/ |
Artikel Inspiratif, SuaraMediaNews.com
Menjadi seorang ayah bukan hanya tentang bekerja keras, mencari nafkah, dan membesarkan anak. namun Lebih dari itu, seorang ayah adalah figur yang ingin selalu tampak kuat, mampu, dan bisa diandalkan, terutama di mata anak-anaknya.
Namun, ada saat-saat di mana keadaan tak berpihak pada seorang ayah. dan itu menjadi salah satu rasa sakit paling dalam yang dirasakan seorang ayah, yaitu ketika ia tak bisa menepati janji kepada anaknya, meski sebenarnya ia telah berjuang sekuat tenaga.
Bagi seorang anak, janji ayah adalah sesuatu yang berharga. Bisa jadi itu hanya janji untuk membelikan mainan, mengajak jalan-jalan, atau sekadar menyempatkan waktu bermain bersama.
Tapi bagi anak, itu adalah momen yang mereka nantikan dengan hati yang penuh harapan.
Bagi seorang ayah, janji itu mungkin tampak sederhana. Namun begitu ia menyuarakannya, dalam hatinya ada tekad: "Aku harus bisa mewujudkannya." Sebab lebih dari apa pun, kebahagiaan anak adalah sumber kekuatan yang tak ternilai.
Namun hidup tidak selalu mudah. Kadang pekerjaan tak berjalan lancar, tagihan menumpuk, kesehatan menurun, atau kondisi keuangan sedang sulit.
Di tengah himpitan tanggung jawab, dan janji itu perlahan menjelma menjadi beban batin.
Dan ketika hari itu tiba—ketika ia harus mengatakan, “Maaf, Nak… Ayah belum bisa,” maka "hancurlah hati seorang ayah".
Bukan karena marah pada anak, tetapi kecewa pada diri sendiri. Bukan karena tak peduli, melainkan karena terlalu peduli.
Ayah jarang menangis di depan anak. Tapi di balik senyum pahit yang dipaksakan, seringkali tersembunyi air mata yang ditahan.
Rasa bersalah menghantui, seolah telah mengecewakan harapan paling suci, harapan dari anak-anak yang di sayangi.
Gambar Illustrasi From : https://id.pngtree.com/ |
Ada luka yang tak terlihat di balik peluhnya. Luka karena merasa gagal sebagai pelindung, pemberi, dan pahlawan bagi anak yang sangat dicintainya.
Apa yang mungkin tak disadari seorang ayah, adalah bahwa dari peristiwa itu, seorang anak pun belajar. Belajar bahwa "hidup kadang tak sempurna", bahwa ayahnya pun manusia yang bisa lelah, bisa gagal, dan bisa kalah oleh keadaan.
Dan dari situ, anak belajar arti "pengertian, empati, dan ketulusan". Jika disampaikan dengan jujur dan penuh cinta, anak justru akan tumbuh dengan hati yang lebih kuat dan memahami arti berjuang.
Janji yang tak ditepati bukan akhir dari segalanya. Yang penting adalah ketulusan hati untuk terus mencoba, untuk tetap hadir, dan untuk tetap mencintai dengan cara yang tidak selalu terlihat.
Mungkin Bagi sebagian anak "ayah yang berjuang adalah pahlawan sejati"—bukan karena selalu bisa memberi, tapi karena tak pernah berhenti berusaha.
Dan Bagi seorang anak, menurut kalian jika ayah tidak bisa menepati janjinya, maka apa yang ada dibenak kalian?..........
Ditulis sebagai pengingat bahwa cinta seorang ayah bukan hanya diukur dari apa yang ia beri, tapi dari seberapa keras ia bertahan demi senyum anaknya.*
????