Iklan adobe

iklan adsterra

teks

iklan google

Iklan

terkini

Merawat Rindu yang Tak Pernah Pudar

SUARA MEDIA NEWS
13/05/2025, 20:09 WIB Last Updated 2025-05-13T13:09:04Z

 

Merawat Rindu yang Tak Pernah Pudar
Gambar Illustrasi oleh SMNews: Merawat Rindu yang Tak Pernah Pudar 


Artikel, SuaraMediaNews.com - Pembaca suara media news dot com, admin dikirim sebuah email tulisan dan sepertinya sebuah artikel, sayangnya si pengirim engan disebut namanya, baiklah mimin sangat mengerti hal itu.


Sebuah Artikel yang Berjudul "Merawat Rindu Yang Tak Pernah Pudar" Selamat membaca.... 


Ada kalanya kita duduk diam, lalu tiba-tiba hati terasa hangat,.... atau justru perih. Bukan karena sesuatu yang terjadi hari ini, tapi karena rindu yang datang tanpa aba-aba. 


Sebuah Perjalanan Diam Dalam Hati 

Ada rindu yang tumbuh diam-diam. Tak terdengar suaranya, tak terlihat wujudnya. Ia hanya terasa… perlahan… halus… seperti embun yang turun sebelum fajar. Kadang, kita tidak tahu kapan ia datang. Tiba-tiba saja ia menyapa, saat senja menyusupkan warna emas ke langit, saat lagu lama tiba-tiba terdengar, atau saat aroma kopi mengingatkan kita pada seseorang yang dulu pernah duduk di seberang.


Rindu adalah perasaan paling jujur yang tak bisa diatur waktunya

Kita merindukan banyak hal. Tapi paling dalam, kita merindukan "orang-orang yang pernah hadir dalam hidup—yang kini entah di mana". Mungkin mereka masih hidup, tapi waktu dan jarak menjauhkan. Atau mungkin mereka telah tiada, menyisakan ruang kosong yang tak pernah bisa benar-benar digantikan.


Rindu pada yang Telah Pergi

Ada orang yang dulu begitu kita cintai. Mungkin orang tua, kakek, nenek, sahabat, atau seseorang yang dulu menjadi bagian dari hari-hari kita. Kini mereka hanya tinggal nama dalam doa, hanya tinggal bayangan di dalam ingatan.


Mereka tak lagi duduk di meja makan saat hari raya tiba. Tak lagi mengirim pesan sederhana yang dulu sering kita abaikan. Tapi kini, suara mereka justru yang paling kita cari dalam keheningan malam.


Kita merawat rindu itu dengan berziarah, dengan menatap foto-foto lama, atau sekadar memeluk baju peninggalan mereka yang masih tergantung rapi di lemari. Tidak untuk menangis… tapi untuk merasa dekat, meski hanya lewat kenangan.


"Karena rindu tak pernah benar-benar ingin melepaskan. Ia hanya ingin dikenang dengan tulus."


Rindu pada yang Masih Hidup, Tapi Tak Lagi Bersama

Tak semua rindu lahir dari perpisahan karena maut. Banyak juga yang datang dari mereka yang masih hidup, masih bernafas di dunia yang sama, tapi tak lagi berjalan bersama. Ada sahabat yang dulu begitu dekat, tapi sekarang hanya menyapa setahun sekali. Ada cinta yang dulu mengisi hari-hari, kini tinggal sebagai cerita dalam kotak rahasia hati.


Dan yang paling menyakitkan adalah: "ketika kita tak bisa lagi menghubungi mereka, bukan karena tak mampu, tapi karena keadaan memaksa kita untuk diam"


Rindu pada mereka terasa seperti mendengar lagu yang tak selesai diputar. Setiap baitnya menggugah, setiap nadanya menyimpan luka kecil yang tak bisa dijelaskan.


Tapi kita tetap menyimpan mereka di sudut hati. Sebagai bagian dari siapa kita hari ini. Karena meski tidak lagi bersama, "mereka pernah membuat kita merasa hidup. Pernah membuat kita tertawa… dan mungkin juga menangis."


Bagaimana Cara Merawat Rindu Itu?

Tidak ada cara pasti. Setiap orang punya caranya sendiri. Tapi beberapa di antaranya adalah:

*Menulis: Coretkan semua isi hati dalam buku harian, surat, atau catatan. Menuliskan rindu bukan untuk menyembuhkannya, tapi untuk menyalurkannya.


*Mengenang Tanpa Terluka: Lihat kembali foto-foto lama. Dengarkan lagu-lagu yang dulu kalian sukai. Kunjungi tempat yang pernah kalian datangi bersama. Lakukan semua itu dengan hati tenang, bukan untuk larut dalam kesedihan, tapi untuk bersyukur bahwa kamu pernah memilikinya.


*Berdoa: Untuk mereka yang telah pergi, kirimkan doa. Untuk mereka yang masih hidup tapi menjauh, doakan semoga mereka bahagia walau tak lagi bersama.


*Berbicara pada Diri Sendiri: Kadang kita hanya perlu duduk, menarik napas panjang, dan berkata pada diri sendiri, “Tidak apa-apa. Aku merindukanmu.”


Rindu Tidak Perlu Disembuhkan

Kita sering ingin menghilangkan rindu, seolah ia adalah penyakit. Padahal tidak. Rindu adalah bagian dari cinta. Ia tidak untuk disembuhkan, hanya untuk "dirawat". Kita tidak harus menunggu seseorang kembali untuk bisa tenang. Kadang, cukup dengan mengakui bahwa rindu itu ada, dan tidak apa-apa merasakannya.


Biarkan rindu itu hidup di hati. Ia akan mengajarkan kita banyak hal: tentang ketulusan, tentang kehilangan, dan tentang bagaimana mencintai tanpa harus memiliki.


Rindu Itu Suci

Dalam hidup, kita bertemu banyak orang. Beberapa datang dan menetap. Beberapa singgah lalu pergi. Tapi semua yang pernah hadir meninggalkan jejak, dan dari jejak itu lahirlah rindu yang tak pernah pudar.


"Merawat rindu bukan berarti tak bisa move on. Itu berarti kita cukup dewasa untuk menerima bahwa beberapa orang memang hanya ditakdirkan menjadi kenangan."


Jadi, jika malam ini kamu merasa sepi tanpa alasan yang jelas, mungkin itu karena ada rindu yang datang menyapa. Tersenyumlah. Karena rindu adalah bukti bahwa kamu pernah mencintai dan dicintai. Dan itu, adalah anugerah.


Kontributor : ***)

Editor : San

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Merawat Rindu yang Tak Pernah Pudar

Terkini

Topik Populer

Iklan melayang