.gif)
 |
| Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB), Prof. Dr. Inyoman Ujjaya |
Malang, Jawa Timur, SuaraMediaNews.com – Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB), Prof. Dr. Inyoman Ujjaya, menegaskan bahwa kebebasan berpendapat di muka umum adalah hak yang dijamin oleh konstitusi, namun pelaksanaannya tidak boleh mengabaikan aturan hukum dan ketertiban umum.
Pernyataan ini disampaikannya pada Selasa (13/5/2025), sebagai tanggapan atas pentingnya edukasi hukum dalam menyampaikan aspirasi di ruang publik. Menurutnya, masyarakat perlu memahami secara menyeluruh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
“Undang-undang ini adalah sistem norma yang mengatur hak, kewajiban, larangan, hingga sanksi dalam penyampaian pendapat di muka umum,” ujarnya.
Prof. Inyoman menjelaskan bahwa undang-undang tersebut memuat batasan-batasan penting, termasuk lokasi dan waktu yang tidak diperbolehkan untuk menggelar aksi.
“Tidak boleh dilakukan di sekitar Istana Kepresidenan, instalasi militer, rumah sakit, tempat ibadah, media publik, serta pada hari besar nasional atau hari libur,” tegasnya.
Ia menyebut larangan ini bukan untuk membatasi hak berekspresi, melainkan bentuk tanggung jawab negara dalam menjaga ketertiban dan keselamatan umum.
“Aparat negara hadir bukan untuk membungkam, tapi untuk mengawal dan menjaga agar aksi tetap tertib dan tidak mengarah ke tindakan anarkis,” tambahnya.
Prof. Inyoman menekankan bahwa apabila demonstrasi dilakukan dengan cara-cara yang melanggar hukum, maka pelakunya akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
“Ada konsekuensi hukum bagi siapa pun yang melanggar aturan, terlebih jika aksi dilakukan secara anarkis atau merusak,” jelasnya.
Ia pun mengajak masyarakat, khususnya mahasiswa dan kelompok sipil, untuk lebih memahami esensi dari hak menyampaikan pendapat secara bertanggung jawab.
“Harapan saya, kita bisa membangun kesadaran bersama bahwa hak konstitusional ini harus digunakan dengan penuh tanggung jawab,” tutup Prof. Inyoman. (*)
