LAMPUNG BARAT — SuaraMediaNews.com | Suasana pagi di halaman SMP Negeri 1 Pagar Dewa, Kamis (9/10/2025), terasa berbeda dari biasanya. Tawa ceria anak-anak berpadu dengan semangat irama senam pagi bersama Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus. Namun, di balik keceriaan itu, terselip sebuah momen haru yang menyentuh hati setiap orang yang menyaksikannya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program seragam sekolah gratis yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat. Pembagian di Kecamatan Pagar Dewa menjadi penutup dari rangkaian pembagian seragam di 15 kecamatan se-Lampung Barat, dan justru menghadirkan kisah paling berkesan di penghujung acara.
Sejak pagi, halaman sekolah dipenuhi keceriaan siswa-siswi SD hingga SMP. Bupati Parosil, yang akrab disapa Pak Cik Parosil, tampak berbaur dengan para pelajar, guru, dan pejabat daerah. Ia memulai kegiatan dengan senam pagi bersama, lengkap dengan canda dan tawa yang mencairkan suasana.
“Untuk hari ini kita buat konsepnya bergembira ria dengan senam bersama. Jangan terlalu formal, biar anak-anak semangat,” ujarnya sambil tersenyum.
Usai senam, Bupati Parosil menyerahkan secara simbolis total 576 stel seragam sekolah gratis, terdiri dari 311 stel untuk SD, 25 untuk MI, 180 untuk SMP, dan 60 untuk MTs. Bahkan, ia memakaikan langsung seragam dan tas baru kepada beberapa siswa terpilih—sebuah gestur sederhana yang menunjukkan perhatian tulus seorang pemimpin terhadap masa depan anak-anak di Lampung Barat.
Tak berhenti di situ, suasana semakin meriah ketika Bupati Parosil Mabsus mengadakan sesi doorprize berhadiah bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan seputar program Pemkab. Sorak sorai dan tawa anak-anak pun memenuhi udara pagi di Pagar Dewa.
Namun di tengah kegembiraan itu, suasana berubah haru ketika Bupati bertanya dengan lembut, “Siapa di antara kalian yang sudah tidak memiliki orang tua?”
Suasana mendadak hening. Perlahan, seorang gadis kecil maju ke depan. Ia adalah Nur Fadila anak dari seorang ibu bernama Sri Windayaningsih., siswi SD Negeri 1 Basungan, kini duduk di kelas 4. Dengan suara pelan, Sri menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal dunia ketika ia masih kelas 2 SD.
Mendengar kisah itu, Bupati Parosil tampak terharu. Tanpa banyak kata, ia langsung memanggil Nur Fadila ke atas panggung dan menyerahkan hadiah sepeda—hadiah utama doorprize hari itu. “Ini sepedanya buat sekolah, ya. Semangat terus belajar, Nak,” ucap Parosil lembut sambil menepuk pundak kecil Sri.
Tepuk tangan dan sorak gembira pun menggema. Sri tampak menunduk malu dengan mata berkaca-kaca, lalu berucap lirih, “Terima kasih, Pak Bupati, untuk sepedanya. Senang sekali, bisa punya sepeda buat berangkat sekolah.”
Momen tersebut menjadi simbol kepedulian dan kasih sayang seorang pemimpin terhadap warganya. Bagi Parosil, hadiah itu bukan sekadar sepeda, tetapi bentuk perhatian dan motivasi agar Sri terus semangat menuntut ilmu, meski kehilangan sosok ayah di usia muda.
“Semoga program seragam sekolah gratis ini bisa membantu meringankan beban orang tua, menumbuhkan semangat belajar anak-anak, dan menanamkan rasa percaya diri agar kelak mereka menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah,” ujar Bupati Parosil Mabsus menutup sambutannya.
Hari itu, bukan hanya seragam yang dibagikan, tetapi juga semangat, kasih, dan harapan. Di wajah anak-anak terpancar kebahagiaan sederhana—bahwa pendidikan bukan hanya soal buku dan seragam, tetapi juga tentang cinta dan perhatian dari para pemimpin daerah yang peduli.
Melalui program seragam sekolah gratis Pemkab Lampung Barat, Bupati Parosil Mabsus kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pemerataan pendidikan dan memastikan setiap anak di Lampung Barat memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik.
(ACG/RED)